Minggu, 04 Maret 2012

gangguan akibat kebisingan


DEFINISIBising adalah suara atau bunyi yang mengganggu atau tidak dikehendaki.Dari definisi ini menunjukkan bahwa sebenarnya bising itu sangat subyektif,tergantung dari masing-masing individu, waktu dan tempat terjadinya bising.Sedangkan secara audiologi, bising adalah campuran bunyi nada murni dengan berbagai frekwensi. Cacat pendengaran akibat kerja ( occupational deafness / noiseinduced hearing loss ) adalah hilangnya sebahagian atau seluruh pendengaranseseorang yang bersifat permanen, mengenai satu atau kedua telinga yangdisebabkan oleh bising terus menerus dilingkungan tempat kerja. Dalamlingkungan industri, semakin tinggi intensitas kebisingan dan semakin lama waktu pemaparan kebisingan yang dialami oleh para pekerja, semakin berat gangguan pendengaran yang ditimbulkan pada para pekerja tersebut.ETIOLOGIFaktor-faktor yang mempengaruhi pemaparan kebisingan :1. Intensitas kebisingan2. Frekwensi kebisingan3. Lamanya waktu pemaparan bising4. Kerentanan individu5. Jenis kelamin6. Usia7. Kelainan di telinga tengahPENGARUH KEBISINGAN PADA PENDENGARANPerubahan ambang dengar akibat paparan bising tergantung pada frekwensi bunyi, intensitas dan lama waktu paparan, dapat berupa :1. AdaptasiBila telinga terpapar oleh kebisingan mula-mula telinga akan merasaterganggu oleh kebisingan tersebut, tetapi lama-kelamaan telinga tidak merasaterganggu lagi karena suara terasa tidak begitu keras seperti pada awal pemaparan.2. Peningkatan ambang dengar sementaraTerjadi kenaikan ambang pendengaran sementara yang secara perlahanlahanakan kembali seperti semula. Keadaan ini berlangsung beberapa menit sampai beberapa jam bahkan sampai beberapa minggu setelah pemaparan. Kenaikanambang pendengaran sementara ini mula-mula terjadi pada frekwensi 4000 Hz,tetapi bila pemeparan berlangsung lama maka kenaikan nilai ambang pendengaransementara akan menyebar pada frekwensi sekitarnya. Makin tinggi intensitas danlama waktu pemaparan makin besar perubahan nilai ambang pendengarannya.

Respon tiap individu terhadap kebisingan tidak sama tergantung dari sensitivitasmasing-masing individu.3. Peningkatan ambang dengar menetapKenaikan terjadi setelah seseorang cukup lama terpapar kebisingan, terutamaterjadi pada frekwensi 4000 Hz. Gangguan ini paling banyak ditemukan dan bersifat permanen, tidak dapat disembuhkan . Kenaikan ambang pendengaran yangmenetapdapat terjadi setelah 3,5 sampai 20 tahun terjadi pemaparan, ada yang mengatakan baru setelah 10-15 tahun setelah terjadi pemaparan. Penderita mungkin tidak menyadari bahwa pendengarannya telah berkurang dan baru diketahui setelahdilakukan pemeriksaan audiogram.Hilangnya pendengaran sementara akibat pemaparan bising biasanya sembuhsetelah istirahat beberapa jam ( 1 – 2 jam ). Bising dengan intensitas tinggi dalamwaktu yang cukup lama ( 10 – 15 tahun ) akan menyebabkan robeknya sel-selrambut organ Corti sampai terjadi destruksi total organ Corti. Proses ini belum jelas terjadinya, tetapi mungkin karena rangsangan bunyi yang berlebihan dalamwaktu lama dapat mengakibatkan perubahan metabolisme dan vaskuler sehinggaterjadi kerusakan degeneratif pada struktur sel-sel rambut organ Corti. Akibatnyaterjadi kehilangan pendengaran yang permanen. Umumnya frekwensi pendengaranyang mengalami penurunan intensitas adalah antara 3000 – 6000 Hz dan kerusakanalat Corti untuk reseptor bunyi yang terberat terjadi pada frekwensi 4000 Hz (4 K notch). Ini merupakan proses yang lambat dan tersembunyi, sehingga padatahap awal tidak disadari oleh para pekerja. Hal ini hanya dapat dibuktikan dengan pemeriksaan audiometri. Apabila bising dengan intensitas tinggi tersebut terus berlangsung dalam waktu yang cukup lama, akhirnya pengaruh penurunan pendengaran akan menyebar ke frekwensi percakapan ( 500 – 2000 Hz ). Padasaat itu pekerja mulai merasakan ketulian karena tidak dapat mendengar  pembicaraan sekitarnya.PEMBAGIANSecara umum efek kebisingan terhadap pendengaran dapat dibagi atas 2kategori yaitu :1. Noise Induced Temporary Threshold Shift ( TTS )2. Noise Induced Permanent Threshold Shift ( NIPTS )PATOGENESISTuli akibat bising mempengaruhi organ Corti di koklea terutama sel-selrambut. Daerah yang pertama terkena adalah sel-sel rambut luar yangmenunjukkan

adanya degenerasi yang meningkat sesuai dengan intensitas dan lama paparan.Stereosilia pada sel-sel rambut luar menjadi kurang kaku sehingga mengurangirespon terhadap stimulasi. Dengan bertambahnya intensitas dan durasi paparanakan dijumpai lebih banyak kerusakan seperti hilangnya stereosilia. Daerah yang pertama kali terkena adalah daerah basal. Dengan hilangnya stereosilia, sel-selrambut mati dan digantikan oleh jaringan parut. Semakin tinggi intensitas paparan bunyi, sel-sel rambut dalam dan sel-sel penunjang juga rusak. Dengan semakinluasnya kerusakan pada sel-sel rambut, dapat timbul degenerasi pada saraf yang juga dapat dijumpai di nukleus pendengaran pada batang otak.GAMBARAN KLINISTuli akibat bising dapat mempengaruhi diskriminasi dalam berbicara( speech discrimination ) dan fungsi sosial. Gangguan pada frekwensi tinggi dapatmenyebabkan kesulitan dalam menerima dan membedakan bunyi konsonan. Bunyidengan nada tinggi, seperti suara bayi menangis atau deringan telepon dapat tidak didengar sama sekali. Ketulian biasanya bilateral. Selain itu tinnitus merupakangejala yang sering dikeluhkan dan akhirnya dapat mengganggu ketajaman pendengaran dan konsentrasi.Secara umum gambaran ketulian pada tuli akibat bising ( noise inducedhearing loss ) adalah :1. Bersifat sensorineural2. Hampir selalu bilateral3. Jarang menyebabkan tuli derajat sangat berat ( profound hearing loss )Derajat ketulian berkisar antara 40 s/d 75 dB.4. Apabila paparan bising dihentikan, tidak dijumpai lagi penurunan pendengaran yang signifikan.5. Kerusakan telinga dalam mula-mula terjadi pada frekwensi 3000, 4000 dan6000 Hz, dimana kerusakan yang paling berat terjadi pada frekwensi 4000Hz.6. Dengan paparan bising yang konstan, ketulian pada frekwensi 3000, 4000dan 6000 Hz akan mencapai tingkat yang maksimal dalam 10 – 15 tahun.Selain pengaruh terhadap pendengaran ( auditory ), bising yang berlebihan juga mempunyai pengaruh non auditory seperti pengaruh terhadap komunikasiwicara, gangguan konsentrasi, gangguan tidur sampai memicu stress akibatgangguan pendengaran yang terjadi.DIAGNOSISDidalam menegakkan diagnosis NIHL, ahli THT harus melakukan anamnesisyang teliti, pemeriksaan fisik serta pemeriksaan audiologik.18 Dari anamnesisdidapati riwayat penah bekerja atau sedang bekerja di lingkungan bising dalam